-0
Kau berdetak dan aku sumringah
Mari bercerita tentang harapan-harapanmu
Mari bersenda tentang guraun malam pada purnama
Mari bersenda tentang guraun malam pada purnama
Lihat kau bergerak lagi kan?
-1
Menunggu
matahari hari ini membakar diri
Mencairkan gairah berkata- kata yang hampir mengeras karena diam
Menunggu seribu mata hari ini menghujamkan kata-kata ‘tuk ajari aku berkata-kata lagi
Maukah kau menjadi salah satu dari mereka
Mencairkan gairah berkata- kata yang hampir mengeras karena diam
Menunggu seribu mata hari ini menghujamkan kata-kata ‘tuk ajari aku berkata-kata lagi
Maukah kau menjadi salah satu dari mereka
-2
Menantimu di sini
Mari kita sama-sama sobek cadar ini
Hingga terkuak kekosongan
Dan tak ada tudingan lagi
Mari kita sama-sama sobek cadar ini
Hingga terkuak kekosongan
Dan tak ada tudingan lagi
-3
Stop to upset
and down
Believe He never let you walk alone
Stop to cry out and punish
You know He always be your best friend
Just wait...
Wait and see
How much He cares about you
Believe He never let you walk alone
Stop to cry out and punish
You know He always be your best friend
Just wait...
Wait and see
How much He cares about you
-4
Akhirnya,
Aku pulang, bu
Tak kuat lagi menahan letih
Keringatpun habis terperas
Peluk aku, bu
Biar mengaso sejenak
Membenamkan galau di hati ini
Dekap aku lebih erat, bu
Sampai lelap kumenunggu
Aku pulang, bu
Tak kuat lagi menahan letih
Keringatpun habis terperas
Peluk aku, bu
Biar mengaso sejenak
Membenamkan galau di hati ini
Dekap aku lebih erat, bu
Sampai lelap kumenunggu
-5
Aku ingin
tenggelam
Semakin dalam bersamamu
Mengecap nikmat dasar nubarimu
Tarik aku bawa aku. Jangan peduli sesak nafasku
Beritahulah, di bawa sana ada kehidupan, bukan?
Semakin dalam bersamamu
Mengecap nikmat dasar nubarimu
Tarik aku bawa aku. Jangan peduli sesak nafasku
Beritahulah, di bawa sana ada kehidupan, bukan?
-6
Mari kita
sama-sama duduk disini
Membiarkan detik-detik jarum jam terus berdetak
Dan kegelisahan merapatkan hati kita. Bicaralah mengapa diam saja.
Siapa pernah menakar kejujuran pada tatap mata semata?
Mari kita menata pecahan ketulusan diantara dusta yg berserakan.
Tapi siapa akan memulainya?
Kalau kau tetap diam dan akupun begitu maka kita akan tenggelam.
Membiarkan detik-detik jarum jam terus berdetak
Dan kegelisahan merapatkan hati kita. Bicaralah mengapa diam saja.
Siapa pernah menakar kejujuran pada tatap mata semata?
Mari kita menata pecahan ketulusan diantara dusta yg berserakan.
Tapi siapa akan memulainya?
Kalau kau tetap diam dan akupun begitu maka kita akan tenggelam.
-7
Kau tidak akan pernah
mengerti, luapan emosi yang membabi buta ini, hanyalah pelarian semu dari
ketakberdayaan diri menerima kekalahan.
Kau tak kan pernah pahami, semua yang sedang bergejolak di hatiku, sampai saatnya sang waktu sendiri memaparkan lebar-lebar di hadapanmu.
Ah, menunggumu sama saja dengan membiarkan diri terbentur pada kehampaan.
Kau tak kan pernah pahami, semua yang sedang bergejolak di hatiku, sampai saatnya sang waktu sendiri memaparkan lebar-lebar di hadapanmu.
Ah, menunggumu sama saja dengan membiarkan diri terbentur pada kehampaan.
Aku remuk,
hilang rupa.
-8
Sembunyi saja
di balik logika matematismu. Toh pada akhirnya
untung dan rugi harus jadi perhitungan.
Sembunyi saja di labirin egoismemu. Toh pada saatnya kehormatan tetap jadi taruhannya.
Sembunyi saja dikuatnya kau menahan air mata. Toh penyesalan hanya pelarian yg kadangkala malah begitu membahagiakan.
Sembunyi saja di labirin egoismemu. Toh pada saatnya kehormatan tetap jadi taruhannya.
Sembunyi saja dikuatnya kau menahan air mata. Toh penyesalan hanya pelarian yg kadangkala malah begitu membahagiakan.
Tapi dapatkah
kau terus berlari dari suara di hati kecilmu yang senantiasa berbisik sebuah nama?
-9
Sangkallah
bahwa aku pernah hadir di bilik hatimu.
Dan akan kau temui dentuman gejolak yang menyesakkan dada.
Sangkallah jemarimu pernah merobek selaput tipis nubariku. Dan kan kau dapatkan luka yang masih menganga di hatiku.
Sangkallah bahwa tajam tatapku pernah menikam lamunanmu. Dan kau akan temukan pandangan pilu hamparan patahan sayap.
Memang, memang akan kupikul salib ini. Tapi ketahuilah itu semua semata tuk buat kau sumringah lagi..
Sangkallah jemarimu pernah merobek selaput tipis nubariku. Dan kan kau dapatkan luka yang masih menganga di hatiku.
Sangkallah bahwa tajam tatapku pernah menikam lamunanmu. Dan kau akan temukan pandangan pilu hamparan patahan sayap.
Memang, memang akan kupikul salib ini. Tapi ketahuilah itu semua semata tuk buat kau sumringah lagi..
Oleh
Hugo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar