Di bawah terik mentari yang menyengat
Ia menyeret borok di selangkangannya
Keringat menambah perih pada borok yang semakin menganga
Ia mengaso sejenak, menengadah menantang bagaskara
Dan mengumpat 'cancuk!'
Ini hukuman bukan pengorbanan
Luka saja sudah terlalu menyiksa
Apalagi harus dibawa berlari
Siang bolong mengejar
Sebab bila terlambat senja akan menikamnya
Malam akan membiarkan dia mati dipagut pekatnya
Ia terhukum bukan nabi besar
Ia tak punya pelita
Yang mampu menembus gulita
Hukuman ini harus benar-benar selesai
Sebelum matahari pergi
ia butuh mata para saksi
Ia harus sampai di titik akhir
Ia tak mau menjadi mangsa kegelapan
Ia tak ingin mati sia-sia
Kalaupun ia harus mati ia ingin mati dalam terang
Orang-orang akan melihatnya
Mengenalinya sebagai diri mereka sendiri
Menyadari ini membelalakan matanya
Ia pun terus berlari, semakin cepat
Terselingi sumringah bibir pucatnya
Dan akhirnya terbahak ngakak
Ha...ha...ha...ha…….
Kita semua adalah terhukum